Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) merupakan salah satu PTS di Yogyakarta yang berkembang dengan pesat. UNISA terus berbenah diri untuk menuju perguruan tinggi yang modern supaya mampu menghasilkan lulusan terbaik, menghasilkan karya-karya ilmiah bermutu, menghasilkan inovasi yang aplikatif, mehasilkan model pemberdayaan perempuan yang berkemajuan, dan menghasilkan pemikiran Islam yang berkemajuan.
Salah satu program studi unggulan yang terus berinovasi adalah Program S-2 Kebidanan. Salah satu inovasi yang sedang kembangkan adalah model blended learning yang berbasis komputer atau lebih dikenal sebagai CAI (Computer Aided Instruction). Tujuan utama dari pengembangan ini adalah supaya mahasiswa dapat belajar untuk meningkatkan pengetahuan secara leluasa, mereka dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Kegiatan pembelajaran di kelas dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan praktis yang sangat bermanfaat bagi lulusan untuk menjadi seorang bidan professional. Kegiatan di kelas dapat digunakan untuk mengundang para pakar, praktisi, atau bidan profesional.
Program Studi S-2 kebidanan bekerja sama dengan Cyber School Indonesia (CSI) untuk mengembangkan teknologi CAI yang dapat digunakan secara mudah, efektif, interakif, serta memiliki konten yang sesuai dengan kurikulum program studi. Selain itu CAI harus didukung dengan sistem informasi supaya kegiatan belajar mahasiswa terkelola, terpantau, dan pendampingan dosen dapat dilaksanakan dengan mudah, dari manapun dan kapanpun.
Dr. Dwijoko Purbohadi dari CSI menjelaskan bahwa teknologi yang dikembangkan untuk mendukung blended learning S2 Kebidan UNISA sangat unik karena untuk mengatasi kendala-kendala yang sering dialami perguruan tinggi dan mahasiswa saat menggunakan e-learning, seperti kurangnya ketersediaan konten, kwalitas sambungan internet, dan model pembelajaran belum sesuai. Dijelaskan lebih lanjut bahwa sistem seperti ini perlu diterapkan untuk mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia. “Teknologi yang ada saat ini semakin canggih, artinya kita harus bisa memanfaatkannya secara maksimal supaya kita tetap bisa memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik kita. Blended learning yang kita terapkan ini mengutamakan fleksibilitas waktu di manapun sehingga dosen dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan maksimal dan para mahasiswa dapat lebih mudah mengakses ilmu dan informasi,” ujarnya.
Disebutkan pula oleh Riska, salah seorang mahasiswa yang mengikuti demo penggunaan sistem tersebut bahwa pembelajaran tersebut dirasakan sangat membantu. “Sistem ini kan sudah banyak digunakan diluar negeri, jadi dengan penerapannya di UNISA kami bisa lebih familiar terhadap penggunaan teknologi dalam pendidikan. Ini juga jadi perubahan suasana yang menyenangkan untuk para mahasiswa,” ujarnya.
Dr. Mufdlilah M.Sc. menyampaiakan bahwa kelebihan sistem ini adalah murah, mahasiswa tetap dapat belajar meskipun ditempat tinggalnya tidak tersedia internet, interaktif, dan terstruktur. Dosen dapat memantau kegiatan belajar mahasiswa dan memberi bantuan belajar menggunakan perangkat mobile. Hal ini tentu saja sangat membantu dan sangat praktis bagi dosen.