Salah satu aspek individu yang sejahtera yakni sehat. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat yakni suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial yang sejahtera dan bukan hanya ketiadaan penyakit dan lemah. Peserta didik yang sehat yakni siswa yang tumbuh dan berkembang dengan baik seperti jiwanya berkembang sesuai umur, emosi positif meliputi bahagia dan gembira, memperhatikan kebersihan, pola hidup yang teratur serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan peserta didik dalam mengoptimalkan tugas perkembangan dengan optimal baik dalam proses pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman penerapan akan pentingnya perilaku hidup sehat, sehingga perilaku hidup sehat di sekolah perlu dilakukan pembiasaan sehingga untuk selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami perkembangan dalam aspek fisik. Hal ini dibutuhkan perhatian khusus untuk mendukung proses tersebut. Kesehatan diperoleh dari memahami terkait perilaku hidup sehat termasuk dalam memperhatikan perilaku asupan gizi. Jajanan anak sekolah  yang sehat, aman dan bergizi sangat perpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak selanjutnya. Sebaliknya makanan yaang tidak aman dikonsumsi anak seperti makanan yang tercemar, proses pengolahan dan penyimpanan yang tidak hygienis, proses penyajian dan kemasan yang tidak baik akan menyebabkan masalah kesehatan. Siswa yang mengkonsumsi dapat mengalami gangguan pencernaan, diare, thypus maupun infeksi saluran pencernaan lainnya. Oleh karena itu, dalam perilaku hidup bersih dan sehat ditekankan tentang jajan di kantin sekolah, hal ini menjadi penting untuk menyediakan jajanan yang sehat, aman dan hygienis di kantin sekolah.

Pada penyelenggaraan program pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh kemenristekdikti tahun 2019, Ketua tim pengabdi, Yuni Purwati, S. Kep., Ns., M. Kep dosen prodi Ilmu Keperawatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta bersama dengan tim mengadakan pelatihan yang ditujukan untuk pembinaan perilaku makan yang sehat dan hygienis di SMP Negeri 2 Kasihan Bantul. Pada kegiatan ini sekaligus memberikan pembekalan tentang ilmu kewirausahaan dan pemasaran produk. Kegiatan dilaksanakan secara bertahap sejak 29  Mei – 31 Agustus 2019.  Kegiatan pelatihan pembinaan perilaku makan yangs ehat dan hygienis dilakukan untuk memberikan wawasan tentang kepentingan panganan jajanan anak sekolahyang sehat dan aman melalui penyelenggaraan makanan di kantin sekolah menuju kantin sehat dengan peran serta seluruh warga sekolah, melalui strategi ceramah, diskusi dan demonstrasi serta pembimbingan dalam penataan kantin sehat, pengolahan dan penyiapan menu, serta tehnik cuci tangan menggunakan air mengalir sebelum dan setelah makan. Kegiatan selanjutnya adalah pendampingan manajemen operasional kantin meliputi pendampingan penyusunan visi misi kantin, penyusunan struktur organisasi, penyusunan SOP PHBS, SOP adap makan dan media promosi kantin sehat dengan menyediakan jajanan sehat dan meminimalisir penggunaan kemasan plastik pada makanan jajanan. Selanjutnya membuat dan pemberlakuan SOP adap makan. Disamping itu diberikan contoh/demostrasi cara penyajian jajanan di kantin yang sehat dan hygienis. Selanjutnya dilakukan pendampingan monitoring dan evaluasi manajemen operasional kantin oleh pengelola kantin dan kepala sekolah. Kegiatan pendampingan siswa juga dilakukan untuk mengembangkan perilaku makan yang sehat sejak sebelum makan sampai dengan selesai makan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta adap makan. Hasil yang didapatkan pada kegiatan ini, terjadinya perubahan perilaku pada petugas kantin menjadi lebih baik dalam mengelola kantin dengan menjajakan makanan yang sehat dan hygienis, dengan tetap mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya. Siswa dapat berperilaku hidup bersih dans ehat, selalu mencuci tangan sebelum dans etelah makan, berdoa sebelum dans etelah makan, makan dengan duduk dan tidak mengobrol, siswa lebih tertib bahkan dapat selalu mengevaluasi perilaku makannya melalui lembar monitoring sebagai upaya konstruktif untuk membenahi dalam perilaku makan sehat selanjutnya.